Strategi Word Of Mouth (WOM) selama bertahun-tahun diakui para pemasar sebagai strategi jitu untuk menjual produk. Bahkan, menurut Jonah Berger, Profesor marketing di Wharton School of Business, WOM menjadi strategi yang sepuluh kali lebih efektif daripada cara pemasaran tradisional.
Hal ini tercatat di laman pusat pengetahuan University of Pennsylvania. Dalam tulisan berjudul "Think Your Product is Too Boring for Word of Mouth Marketing? Think Again" itu, strategi WOM dinyatakan terus berkembang dalam banyak format. Bila sebelumnya WOM banyak dilakukan dari mulut ke mulut dan melalui percakapan telepon, saat ini strategi word of mouth berevolusi dalam bentuk texting, chatting, media sosial, bahkan blog.
Meski sangat efektif, sayangnya tidak semua produk berhasil menarik minat konsumen untuk menjadikannya topik pembicaraan. Relatif tidak sulit untuk mendapati iPhone atau Ferrari sebagai topik WOM, namun bagaimana dengan produk yang-bagi banyak orang-tidak seksi seperti kursi atau meja?
"Beberapa merek yang saya tangani mengatakan, 'kami tidak bisa melakukan word of mouth karena tidak ada yang menarik tentang kami.' Akan tetapi, orang selalu membicarakan cuaca setiap saat, mereka juga selalu berbicara tentang apa yang mereka miliki untuk makan siang," ujar Jonah Berger.
Untuk mampu memasarkan produk yang relatif kurang seksi, pemasar harus mampu menemukan celah. Salah satu contoh menarik bisa dilihat pada Kit Kat. Meski tidak terlalu menarik, merek ini berhasil memosisikan diri di samping kopi dengan tepat.
"Kampanye Kit Kat and Coffee cukup menarik. Apakah strategi ini berhasil menjadi buah bibir orang secara online? Tidak juga. Namun upaya ini berhasil secara offline karena orang berpikir tentang Kit Kat setiap kali mereka minum kopi," ungkap Berger.
Ia mengungkapkan bahwa untuk berhasil melakukan WOM terhadap sebuah merek, pemasar harus bisa dan mampu mengerti mengapa orang mau membicarakannya. Sebuah tips yang patut untuk dicoba pada merek Anda.
COMMENTS