Pelapis anti bocor (Waterproofing) merupakan bahan pelapis yang elastis yang digunakan pada suatu permukaan agar tahan air dan tidak bocor atau merembes. Waterproofing sangat cocok digunakan untuk rembesan pada dak beton, kebocoran pada papan fiber semen, seng galvanis, karpet talang serta keretakan pada nok, genteng dan dinding.
Agar pengaplikasiannya lebih tepat dan sesuai dengan permukaan yang akan dilapis, maka perlu diketahui jenis-jenis waterproofing yang ada di pasaran saat ini, berdasarkan bahan dasar pembuatannya:
- Waterproofing berbasis bitumen (aspal) bisa langsung diaplikasikan (ready for use), tapi tidak cocok untuk ruang luar karena tidak UV resistance (tidak tahan terhadap sinar matahari). Bila terkena sinar matahari, pelapis akan cocking (seperti meleleh). Warnanya tidak mungkin bersifat dekoratif karena pigmen apapun akan kalah oleh warna hitam aspal. Saat ini waterproofing berbasis bitumen makin jarang dipakai.
- Waterproofing berbasis cementitious (semen) cocok untuk area yang selalu terendam air seperti kolam renang dan kamar mandi, tapi tidak ready for use (aplikasi tidak praktis), tidak bisa dibuat berwarna, harus dicampur dan diaduk dulu baru diaplikasikan. Adukan harus dipakai habis karena akan mengeras.
- Waterproofing berbasis elastomeric, (polimer) cocok untuk ruang luar karena lebih elastis (elongesitas tinggi), ready for use, UV resistance, bisa aneka warna, tapi kurang kuat untuk bagian bangunan yang terkena air terus menerus.
Pengaplikasian waterproofing seperti pada aplikasi cat yaitu dengan cara dioleskan minimal dua kali bolak balik pada lokasi yang mengalami kebocoran. Pertama-tama encerkan terlebih dahulu Waterproofing dengan 10% air, lalu oleskan. Setelah itu lakukan olesan kedua tanpa perlu diencerkan dengan air. Pengolesan kedua dilakukan dengan arah berlawanan dengan tujuan agar terbentuk serat.
Sumber: dari berbagai sumber.
COMMENTS