Indonesia terletak pada lokasi yang rawan gempa bumi, namun masih banyak bangunan di Indonesia dibangun tanpa memerhatikan prinsip-prinsip rumah tahan gempa. Padahal membangun rumah tahan gempa adalah suatu keharusan di daerah rawan gempa seperti Indonesia.
Prinsip dasar bangunan tahan gempa yaitu sebagai berikut:
1. Denah sederhana dan simetris
Struktur bangunan sederhana dan simetris dapat menahan gaya gempa yang lebih baik daripada bangunan yang bentuknya tidak beraturan. Ini disebabkan karena gaya gempa yang terjadi dapat terdistribusi secara merata ke semua elemen struktur. Denah yang sederhana dan simetris akan memudahkan kita menentukan letak titik-titik kolom dan pondasi yang akan menjadi rangka struktur utama rumah.
2. Pemilihan material bangunan yang ringan
Besarnya gaya gempa yang menimpa sebuah bangunan berbanding lurus dengan berat bangunan. Itu sebabnya sebuah bangunan sebisa mungkin dibuat dengan material yang lebih ringan.
Jepang merupakan negara yang menerapkan teknologi konstruksi tahan gempa yang terbaik. Rumah-rumah tradisional Jepang umumnya berstruktur kayu satu tingkat. Partisi antarruangan memakai bilah bambu dan kertas yang sangat ringan. Rumah tradisional Indonesia juga ternyata dirancang tahan gempa oleh nenek moyang kita. Pemakaian struktur kayu dan bambu dengan atap rumbia atau ijuk terbukti dapat bertahan ketika ada goncangan gempa
Saat ini ada banyak material bangunan yang mendukung perencanaan rumah tahan gempa. Sebut saja dinding beton aerasi atau bata ringan, rangka baja ringan, genteng aspal atau seng gelombang, dan partisi gypsum atau GRC.
3. Sistem konstruksi penahan beban
Untuk menciptakan konstruksi rumah tahan gempa, struktur pondasi, kolom, balok, dan struktur atap harus dibuat menyatu dengan sambungan yang memadai. Untuk konstruksi kayu, selain tambahan struktur menyilang (bracing), juga harus dilengkapi dengan plat baja pengikat di setiap sambungannya, sehingga geraknya jadi fleksibel.
Bangunan dengan struktur beton bertulang harus memakai tulangan yang tepat sesuai dengan perhitungan strukturnya, baik tulangan utama maupun cincinnya. Sambungan antara kolom, pondasi dan sloof pun harus diperhatikan detailnya, agar mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban gempa.
COMMENTS