Bagi penghuni yang hobi membaca tentu merasa perlu untuk mengakomodasikan kegemarannya itu dengan membuat sebuah ruang khusus untuk menyimpan dan menikmati buku. Tempat itu tak lain adalah ruang baca atau perpustakaan.
Keberadaan perpustakaan atau ruang baca akan membantu memotivasi keluarga untuk lebih menumbuhkan minat baca dan apresiasi terhadap buku. Perpustakaan juga dapat menciptakan suasana gemar belajar bagi keluarga. Untuk itu, perlu diciptakan suasana mendukung dalam memberikan kenyamanan saat melakukan aktivitas membaca tersebut.
Dalam merancang ruang baca perlu memperhatikan ketersediaan ruangan yang ada dan tingkat kebutuhan anggota keluarga. Apakah masih ada ruangan kosong yang belum terpakai atau termanfaatkan dengan baik. Jika masih ada, sebaiknya gunakanlah ruangan tersebut.
Namun, bila tidak ada, maka dapat dilakukan dengan memanfaatkan salah satu sudut ruangan yang masih kosong untuk didesain menjadi perpustakaan. Ruang baca semacam apa yang dibutuhkan?
Kalau untuk sekadar ruang baca saja, maka bisa dibuat dengan memanfaatkan pojok ruangan lain. Tapi kalau penghuni membutuhkan sebuah tempat baca khusus, dengan suasana yang hening seperti tempat untuk mengasingkan diri, maka dibutuhkan satu ruang khusus.
Di ruangan ini penghuni dapat rileks dan berkonsentrasi membaca buku kegemarannya, melepaskan diri dari kepenatan aktivitas sehari-hari. Di ruang inilah tersimpan koleksi buku keluarga. Di sini seseorang bisa betah menulis dan membaca sampai berjam-jam.
Mengenai pilihan lokasi ruangan pun perlu disesuaikan kebutuhan. Jika ruang baca yang dibuat ditujukan agar dapat dimanfaatkan seluruh anggota keluarga, sebaiknya dipilih ruang yang tidak terkesan privasi. Jangan menempatkan ruang baca di dalam ruang tidur. Karena akan membuat anggota keluarga lain merasa sungkan untuk datang. Lebih disarankan memilih lokasi bersebelahan dengan musala maupun ruang kerja.
Area ini mampu menciptakan keheningan yang dibutuhkan untuk berkonsentrasi pada saat membaca. Guna mengurangi risiko kelembapan yang dapat merusak buku akibat rayap, memang sebaiknya ruang baca di tempat di lantai dua. Terlebih wilayah Jakarta yang bila musim hujan berpotensi banjir.
Untuk lebih menambah rasa estetik, ruang baca atau perpustakaan ini perlu memiliki pemandangan ke taman atau kolam dan air mancur. Karena itu, akan menambah keheningan dan suasana rileks bagi mereka yang ada di dalam ruang tersebut. Jangan lupa penataan ruang baca harus dibuat teratur.
Ruang yang berantakan dengan tumpukan buku yang berserakan tak beraturan akan membuat seseorang kehilangan semangat membaca. Untuk itu, buku-buku koleksi perlu disusun dengan teratur melalui penamaan yang telah dirancang sendiri. Apakah berdasarkan judul, pengarang atau minat. Atau bisa juga ditata berdasarkan ukuran dan tebal buku.
Metode ini akan mempermudah penempatannya karena kita lebih sering mengingat ukuran buku ketimbang judul atau nama pengarangnya. Untuk penempatan di rak buku, maka dapat dilakukan dengan menyusun berdasarkan koleksi. Misalnya buku koleksi ayah ditempatkan pada rak paling atas. Kemudian koleksi ibu pada rak berikutnya. Demikian seterusnya hingga ke buku koleksi anak.
Buku-buku yang paling sering dibaca sebaiknya diletakkan pada area yang paling mudah dijangkau. Untuk itu, diperlukan kerja sama anggota keluarga lainnya. Untuk furniturnya, yang dibutuhkan ruang baca tidak terlalu banyak. Terpenting adalah lemari untuk menyimpan buku-buku koleksi. Kemudian furnitur lain seperti kursi dan meja untuk membaca.
Pencahayaan dan sirkulasi udara sangat dibutuhkan bagi ruang baca. Cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah di siang hari juga sangat membantu mengurangi kelembapan. Untuk malam hari bisa menggunakan lampu reflektor atau pengarah yang bisa diletakkan di meja atau dinding. Kemudian sebagai tambahan dapat memakai lampu downlight yang diletakkan pada atap plafon.
Sumber: spectrumpaint-indonesia
COMMENTS