Ada banyak sekali alasan baik mengapa harus membeli rumah. Misal, tak perlu pusing memikirkan uang kontrakan, hingga investasi, karena nilainya akan selalu naik. Meski demikian Anda juga harus siap dengan segala risiko yang mengikuti dibelakangnya, termasuk jika ledeng mampet, WC tersumbat, atap bocor, dan sebagainya.
Untuk mengetahui apakah Anda siap memiliki rumah sendiri, simak tanda-tandanya sebagai berikut:
1. Siap uang muka 20 - 30 persen
Bank biasanya memberikan pinjaman cicilan rumah dengan jumlah maksimal 70 persen dari jumlah total kredit yang dipinjam. Dengan begitu Anda harus menyiapkan uang muka sebesar 30 persen dari total harga rumah yang akan dibeli. Ketentuan uang muka 30 persen tersebut ditetapkan oleh pemerintah tahun ini untuk rumah yang luasnya 70 meter persegi. Meski demikian, ada pihak pengembang yang menetapkan uang muka sebesar 20 persen. Dalam segi pembayaran uang muka pun, pihak pengembang memberikan beragam cara, misalnya tunai, hingga cicilan pembayaran uang muka mulai tiga kali sampai 12 kali.
2. Utang dalam kendali
Permohonan kredit tergantung dari jumlah utang Anda. Intinya bank tidak akan meluluskan permohonan kredit Anda jika Anda memiliki jumlah utang yang besar. Idealnya cicilan utang Anda tidak boleh lebih dari 30 persen penghasilan dari total penghasilan Anda. Untuk itu, pastikan cash flow Anda sehat. Dengan kata lain saat ini Anda tak terlibat utang kartu kredit yang mencekik, atau pengeluaran yang melebihi pemasukan tiap bulannya.
3. Memiliki pendapatan tetap
Ketika Anda berkomitmen membeli rumah berarti Anda mampu membayar cicilan tiap bulannya. "Bila Anda membeli rumah bersama pasangan, salah satu dari Anda harus memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan tetap. Bila Anda lajang, maka Anda harus sudah memiliki pekerjaan tetap," jelas Allison Roger, penulis buku Diary of a Real Estate Rookie. Roger lebih lanjut menjelaskan, "Jika Anda sedang merencanakan melanjutkan sekolah atau beralih karier yang memaksa Anda meninggalkan pekerjaan saat ini, sebaiknya Anda menyiapkan tabungan yang cukup buat membayar cicilan sementara waktu."
4. Telah memikirkan anggota keluarga lain
Saat membeli rumah, sesuaikan juga dengan kebutuhan Anda. Termasuk siapa yang akan tinggal bersama Anda nantinya. Misalnya Anda berkeluarga, maka pastikan tersedia kamar untuk anak nantinya. Hal itu juga berlaku jika Anda berencana membawa orang tua tinggal bersama. Pikirkan kebutuhan Anda akan rumah hingga lima tahun ke depan, bukan hanya saat ini. "Bila kebutuhan ruang cukup banyak, dan Anda tidak mampu membeli rumah yang besar, tahan dulu pembelian rumah untuk sementara," jelas Roger. Atau, cari rumah di daerah pinggiran yang sesuai kebutuhan serta kantung Anda.
5. Siap merawat rumah
Biaya maintenance rumah akan sangat mengejutkan buat pemilik baru. Sebut saja biaya yang harus keluar untuk pemasangan kitchen set, tambahan pipa untuk ruang cuci baju, pemasangan teralis, pagar belakang rumah, penambahan daya listrik, dan seterusnya. Itu tidak termasuk biaya-biaya perbaikan bila ada yang rusak. Pergantian furniture setiap beberapa tahun atau mungkin tambahan lemari buku, pakaian, hingga lemari penyimpanan barang yang tak terpakai. Belum lagi iuran sampah, iuran keamanan, atau pajak bumi dan bangunan. Jangan heran jika Anda harus menyiapkan dana ekstra buat berjaga-jaga.
6. Tempat tinggal jangka panjang
Membeli rumah sebaiknya diputuskan sebagai tempat tinggal jangka panjang. Sebab, meski rumah merupakan investasi yang nilainya terus naik, akan tetapi rumah bukan dana cair. Anda tak bisa mengharapkan rumah Anda terjual dalam waktu dekat jika memutuskan pindah ke kota lain, atau bahkan negara lain. Bila Anda berencana bekerja di lain kota atau melanjutkan kuliah ke luar negeri, saran Roger, "Tahan dulu keinginan Anda membeli rumah. Sementara itu simpan uang Anda hingga saat yang tepat."
Sumber: spectrumpaint-indonesia
Sumber: spectrumpaint-indonesia
COMMENTS