Memotivasi Tim Penjualan Tanpa Iming-Iming Uang



Banyak yang bilang bahwa uang adalah segalanya. Pendapat ini mungkin saja ada benarnya. Coba Anda lihat di kehidupan sehari-hari, apa yang memotivasi  tukang parkir, buruh, pegawai swasta, pegawai negeri, hingga direktur eksekutif di perusahaan swasta  bekerja? Jawabannya adalah uang.

Bahkan, tak jarang, insentif-insentif yang sering dipakai untuk memotivasi kinerja karyawan di perusahaan adalah dengan memberikan insentif yang bersifat finansial. Misalnya, bonus akhir tahun, kenaikan gaji, komisi, dan sebagainya. Sering terdengar dari mulut manajer penjualan yang bilang “bila kamu bisa mencapai lebih banyak pelanggan, saya akan memberimu komisi yang lebih besar lagi.” Rumusnya jelas: jika Anda bekerja lebih keras, maka perusahaan akan memberi Anda uang lebih banyak. Iming-iming uang ini  jamak dipakai sebagai alat memotivasi tim. Bukankah ini adalah hal yang lumrah?

Tapi, benarkah uang adalah segalanya untuk mendongkrak performa kinerja tim? 

Uang bukanlah alat utama untuk memotivasi tim dalam mendongkrak performa kinerja dan kreativitas. Daniel H. Pink seperti dalam tulisannya tentang: "Memotivasi Tim Sales Tanpa Iming-Iming Uang" dan "Uang Bukan Motivator Andal" menegaskan ada tiga hal utama yang lebih penting dari uang untuk memotivasi tim. Ketiganya adalah Autonomy, Mastery, dan Purpose.

Apa yang dimaksud dengan Autonomy, Mastery, dan Purpose? Seperti apa praktiknya? Simak penjelasannya dalam langkah-langkah memotivasi tim berikut ini: 

Langkah #1: 
Beri Karyawan Otonomi

Perusahaan melalui kepala-kepala tim sebaiknya memberi ruang dan waktu bagi timnya untuk bersikap dan berpikir otonom. Tim bukanlah mesin produksi yang hanya tinggal tunggu perintah. Tim merupakan komunitas manusia yang memiliki hakikat yang tak bisa dilanggar yakni otonomi. Perusahaan tak perlu takut dengan otonomi ini karena otonomi adalah dasar dari lahirnya kreativitas. Tanpa otonomi, tak ada kreativitas yang asli.

Ada empat aspek dari otonomi ini:

1. When they do it (Waktu)

Pertimbangkan untuk mengubah strategi ROWE (Results-Only Work Environment)  yang sekadar fokus  pada hasil daripada proses menuju sistem yang memungkinkan tim bisa berkerja secara fleksibel, bekerja dalam suasana bebas dan mandiri, untuk menyelesaikan apa yang menjadi tugas-tugasnya.

2. How they do it (Teknik)

Kepala tim jangan senantiasa bersikap seperti diktaktor yang terus menerus mendikte apa yang harus dikerjakan oleh timnya. Berikan bimbingan dan panduan awal untuk pekerjaan mereka dan beri kebebasan mereka untuk mencapai apa yang diingingkan dengan cara-cara yang menurut tim sebagai cara paling baik.

3. Whom they do it with (Tim)

Mungkin ini bisa menjadi yang terberat dalam mengimplementasikan otonomi tersebut, tapi cobalah untuk memberikan peluang bagi tim untuk menentukan siapa saja yang bakal diajak kerjasama. Bila memungkinkan berikan kesempatan tim untuk membangun tim kerja kecil mereka sendiri.

4. What they do (Tugas)

Beri kesempatan kepada tim untuk berinisiatif pada apa yang mereka kerjakan. Hal ini bisa terwujud bila suasana kerja memungkinkan orang untuk berpikir kreatif dan berani berinisitatif tanpa takut dimarahi.

Langkah #2:
Beri kesempatan karyawan belajar dan menguasai hal-hal baru

Kepala tim perlu memberi kesempatan kepada anggota timnya untuk bisa belajar dan mengembangkan apa saja yang menjadi kompetensi masing-masing. Tentunya, masing-masing anggota tim memiliki  bakat dan kelebihan. Pemimpin yang baik akan memberikan mereka peluang dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya tersebut. Bila ini terpenuhi, tim bisa bekerja dengan senang hati. Pasalnya, apa yang merek lakukan adalah apa yang mereka cintai.

Ada dua aspek yang patut diperhatikan dalam hal ini:

1. Provide “Goldilocks task”

Istilah untuk tugas-tugas “Goldilocks” mengacu tindakan untuk memberikan tugas-tugas yang tak terlalu berat pada karyawan sehingga menimbulkan kecemasan dan juga tugas-tugas yang terlalu ringan yang justru menimbulkan kebosanan. Pemimpin tim harus bisa mengenali masing-masing anggota dan memberikan kesempatan mereka melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kompetensi dan passion mereka.

2. Create environment for mastery

Pemimpin tim harus bisa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif bagi tim untuk mengembangkan bakat dan passion mereka masing-masing. Artinya, pemimpin harus bisa memberi “udara bebas” bagi mereka untuk berkreasi.

Langkah #3: 
Tentukan Tujuan

Tentunya, tim bekerja dengan tujuan. Pemimpin harus bisa menentukan tujuan tim dan mengomunikasikan tujuan tersebut kepada seluruh anggota tim. Paling tidak, di atas otonomi masing-masing anggota tim, ada tujuan yang lebih besar yang ingin dicapai oleh tim maupun perusahaan. Untuk itu, tim diundang untuk berkontribusi mencapai tujuan besar tersebut.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan di sini:

1. Communicate the purpose

Pastikan seluruh tim mengetahui dan memahami apa yang menjadi tujuan perusahaan – bukan sekadar besaran profit yang diperoleh. Tim yang memahami tujuan dan visi perusahaan dan tahu bagaimana mereka bisa berkontribusi secara otonom, biasanya akan bekerja lebih puas dan gembira.

2. Place equality

Riset menunjukkan bahwa perusahaan yang menentukan tujuan hanya pada keuntungan duit semata tidak memberikan dampak berarti pada kesejahteraan jiwa dan raga anggota karyawannya. Tetapi, bila tujuan itu tidak sekadar uang dan lebih mengarah pada nilai dan kebaikan, tim akan dengan senang hati bekerja. Jadi, tempatkan secara sejajar antara tujuan untuk keuntungan uang semata dengan nilai-nilai.

3. Use purpose-oriented words

Selalu gunakan kata-kata “kita” atau “kami” agar seluruh tim merasa dilibatkan dan menyadari bahwa mereka sedang berada di “kapal besar” yang sedang mengarungi lautan untuk mencapai cita-cita bersama. Kata-kata tersebut akan membantu anggota tim lebih paham dan engage dengan tujuan perusahaan.

Demikianlah tiga hal utama yang menjadi elemen penting dalam memotivasi tim/karyawan. Manajer penjualan yang hanya “mengejar-ngejar” dan “menagih” timnya untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya bukanlah pemimpin yang baik. Selain itu, iming-iming uang dan bonus finansial ternyata tidak mumpuni untuk mendongkrak performa tim penjualan.

Ingat uang memang bukan segalanya! 






COMMENTS

Name

Action,3,Animals,1,arsitek,12,Artist,2,Berita,17,Bisnis,2,Cat,9,Creativity,25,Curhat,1,Dekorasi,224,Distributor,1,Event,10,Eyes,2,Feng Shui,31,History,17,Hot Topics,176,Ide,33,Ideas,58,Imlek,16,Info,174,Infotech,3,Kaleng,1,Kreasi,31,Kuis,1,Kuliner,4,Label,1,Latest News,3,Mkt4U,12,Mudik,12,Penting,8,Polyurethane,1,Powder Coating,4,Produk,8,Produk Baru,4,Project,4,Promo,16,Quiz,5,Reviews,1,Seri Rumah,436,Services,3,Shio,98,Solusi,21,Test,5,Tinting,5,Tips,379,trend,24,Ucapan,43,Umum,19,Valentine,6,Video,2,Warna,70,Waterproofing,2,Widget Blog,1,Zodiac,2,
ltr
item
SCI Pusat: Memotivasi Tim Penjualan Tanpa Iming-Iming Uang
Memotivasi Tim Penjualan Tanpa Iming-Iming Uang
http://resources.aasa.org/images/pink-drive.png
SCI Pusat
https://sci-pusat.blogspot.com/2014/04/memotivasi-tim-penjualan-tanpa-iming.html
https://sci-pusat.blogspot.com/
https://sci-pusat.blogspot.com/
https://sci-pusat.blogspot.com/2014/04/memotivasi-tim-penjualan-tanpa-iming.html
true
6744560664161843330
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy